Minggu, 27 April 2014

Pergaulan Bebas

Akhir-akhir ini, fakta pergaulan bebas menjadi trending topic dalam beberapa media. Pelakunya beragam dan mayoritas adalah para remaja. Kasus terakhir yang marak dibicarakan yakni mengenai terungkapnya kasus video porno yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri di Jakarta. Dan mirisnya adegan tersebut terjadi di lingkungan sekolah dan kini sudah beredar luas di masyarakat. Selain itu, pada pertengahan tahun ini, diberitakan bahwa ada siswi SMP di Surabaya yang menjadi mucikari kawan-kawannya di sekolah. Siswi tersebut menawarkan teman-temannya kepada para hidung belang. Mereka rela melakukan perbuatan nista tersebut karena dipicu oleh gaya hidup materialistis dan hedonis. Bukan semata karena himpitan ekonomi.
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat mendapatkan temuan, 28 persen pekerja seks anak/ remaja di Bandung Raya adalah pelajar aktif atau masih bersekolah (kompas,5/9/2013). Hasil survey lain juga mengatakan satu dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan seksual pranikah dan membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan keperawanannya saat masih duduk di bangku SMP. Dan bahkan 21,2 persen diantaranya berbuat ekstrim, yakni pernah melakukanaborsi.
Kasus-kasus yang terungkap layaknya fenomena gunung es. Hanya mencuat di permukaan saja. Kemungkinan yang terjadi malah lebih parah bahkan lebih banyak daripada yang terungkap. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat merilis 64 juta remaja Indonesia rentan memiliki perilaku seks bebas. Angka yang sangat fantastis dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Bagaimana tidak, remaja  sebagai generasi penerus bertingkah laku yang tidak senonoh dan tidak layak di masanya. Pertanyaannya adalah, bagaimana masa depannya nanti kalau prilakunya sekarang saja sudah seperti itu? Pantaskah menjadi generasi penerus bangsa yang akan menerima toggak estafet kepemimpinan di masa depan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar